If any broken link, please contact me!

I-Doser, NARKOBA yang Bisa Di-Download!


Perkembangan teknologi semakin menggila, hingga semakin banyak aspek kehidupan yang mulai dapat digantikan oleh smartphone. Bahkan kini, ternyata narkoba pun bisa di-download! Benarkah narkoba pun kini bisa di-download?

Adalah I-Doser, sebuah aplikasi yang bisa kamu download di smartphone kamu. I-Doser bukanlah aplikasi biasa, karena jika kamu mendengarkan gelombang suara dari aplikasi tersebut, kamu akan dibuat berhalusinasi dan bahkan kecanduan 'dosis gelombang' yang dihasilkan. Terdengar seperti kamu menggunakan narkoba kan?

6 Fakta Tentang I-Doser

Jika kamu menyimak tentang perkembangan teknologi digital, kamu pasti akan familiar dengan berita tentang perdebatan mengenai I-Doser. Aplikasi ini menyediakan berbagai dosis digital mulai dari dosis ganja, DMT, Lysergic acid diethylamide (LSD), dan beberapa obat-obatan terlarang lainnya. Berikut adalah fakta yang harus kamu ketahui tentang 'narkoba digital' ini:

1. I-Doser Adalah Produsen Stimulan Suara


Di halaman web resmi I-Doser, mereka mengklaim bahwa mereka adalah perusahaan yang memproduksi stimulan suara yang bisa didengarkan dalam format CD dan MP3. Pada perkembangan selanjutnya, I-Doser kini mulai tersedia pada smartphone (Android dan iOS) dan perangkat komputer (Windows dan Mac) melalui software yang mereka kembangkan.



2. I-Doser Berfungsi Untuk Memanipulasi Suasana Hati


I-Doser dibuat dengan tujuan untuk memanipulasi suasana hati. Pernyataan itu bisa dibaca dari e-Book yang disediakan sebagai media kit dan dapat di-download pada halaman web resminya. I-Doser bekerja dengan memperdengarkan dua suara yang fekuensinya berdekatan atau hampir mirip pada telinga kamu, lalu otak kemudian akan merespon kedua suara tersebut dan menghasilkan suara ketiga yang disebut dengan "binaural beat" pada frekuensi spesifik di alam pikiran kamu.



3. Binaural Beats


Binaural beats yang digunakan oleh I-Doser adalah salah satu bentuk terapi otak yang dibuat dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk menurunkan frekuensi gelombang otak dan mendorong sinkronisasi gelombang antara otak kanan dan otak kiri. Misal, telinga kanan kamu distimulasi audio gelombang dengan frekuensi 35 Hz, dan telinga kiri 325 Hz, maka otak kamu menangkap gelombang dengan frekwensi 10 Hz (325 Hz – 315 Hz = 10 Hz). Nah, nada dengan frekuensi 10 Hz tersebut akan terbentuk di dalam otak kamu. Dibutuhkan waktu minimal 8 hingga 10 menit agar otak kamu bisa memproses kedua gelombang yang masuk tersebut.



4. Syarat Mutlak Menikmati Narkoba Digital


Seperti halnya dengan narkoba lain, I-Doser pun memiliki syarat mutlak untuk dapat menikmati efeknya. Syarat mutlak tersebut adalah dengan menggunakan headset stereo (bukan speaker). Dan kamu harus mendengarkan dari awal hingga akhir, karena jika berhenti di tengah dikhawatirkan ada dampak lain yang mungkin tidak diinginkan.



5. I-Doser dan Aplikasi Serupa


Untuk menikmati I-Doser, kamu harus membeli aplikasi ini di di Play Store seharga Rp 65 ribu. Di Play Store, kamu akan menemukan beberapa aplikasi lain yang serupa, seperti iStoner. Cara penggunaannya sama, yaitu menggunakan gelombang suara untuk menstimulasi otak. Namun bedanya, iStoner memiliki beberapa fitur dan efek yang berbeda, tergantung jenis 'obat' mana yang digunakan. Kamu juga bisa melihat lebih lengkap bahasannya di 5 Aplikasi 'Narkoba Digital' Paling Kontroversial ini.



6. Dari Kokain Hingga Viagra


Berawal untuk menstimulasi mood pengguna, I-Doser mulai dikembangkan ke berbagai macam 'obat-obatan' digital oleh aplikasi lain. Pada iStoner misalnya, dari kokain, ekstasi, bahkan viagra disediakan pada aplikasi ini. Fungsinya sudah jelas, menstimulasi otak kamu dengan binaural beats yang dihasilkan dari masing-masing obat digital tersebut untuk memberikan efek pengalaman serupa seperti kamu menggunakan obat yang nyata. Kamu bakal pake 'obat' yang mana nih?


Pihak BNN sudah memastikan bahwa I-Doser bukanlah jenis narkoba seperti yang diatur undang-undang, dan mereka menyebutnya sebagai stimulan suara. Jika pun memang dikategorikan sebagai narkoba, mengapa aplikasi ini masih beredar dan dijual bebas, bahkan bisa diunduh gratis?

Kamu berani coba menggunakan 'naroba digital'? Tentu saja, resiko kecanduan dan efek lain yang disebabkan 'narkoba digital' ini ditanggung sendiri.


I like challenges and learning new things.